Transaksi online saat ini memang terasa semakin mudah dan praktis, tidak hanya bisa dilakukan tanpa perlu keluar rumah. Namun beberapa layanan memastikan Anda untuk bisa bertransaksi tanpa perlu punya saldo di rekening tabungan. Layanan yang dimaksud adalah layanan dengan sistem Pay Later atau pembayaran di belakang. Apakah layanan ini berbahaya? Simak penjelasannya di bawah ini.
Resiko Pembayaran dengan Sistem Pay Later
Layanan Pay Later perlu diakui belakangan ini tengah naik daun, karena mampu menyuguhkan kemudahan bagi masyarakat untuk berbelanja kapan saja dan dimana saja. Layanan ini memang membantu ketika ada suatu kebutuhan mendesak yang perlu dibeli namun saldo sudah kosong.
Hanya saja sebagai layanan berbasis kredit online maka layanan Pay Later juga punya sejumlah resiko. Resiko ini tentu perlu diperhatikan agar lebih bijak dalam menggunakannya. Berikut adalah sejumlah resiko tersebut:
1. Mendorong Perilaku Konsumtif
Resiko pertama yang dimunculkan oleh layanan Pay Later yang saat ini marak digunakan adalah mendorong perilaku konsumtif. Layanan Pay Later memiliki syarat sangat longgar dan berbagai fasilitas tambahan, seperti bunga ringan atau bahkan tanpa bunga sama sekali.
Memang menarik, namun bagaimana jika layanan tersebut justru membuat Anda boros karena membeli barang-barang yang kurang penting? Jadi, pastikan teliti dalam menggunakannya. Pastikan selalu dipakai untuk membeli barang yang sesuai kebutuhan.
2. Tunggakan Beresiko pada BI Checking
Sebagaimana layanan kredit atau hutang lainnya, layanan Pay Later juga ada resiko menunggak. Dimana ada kesulitan untuk membayar tagihan. Jika terjadi maka secara otomatis akan langsung mempengaruhi BI Checking, resikonya Anda tidak bisa mengajukan kredit di masa mendatang.
3. Muncul Biaya-Biaya Tambahan
Layanan Pay Later adalah layanan pinjaman online yang tentu dekat dengan praktek bunga rentenir, atau suku bunga yang terbilang tinggi. Terkadang suku bunga dibuat rendah namun ada beban biaya yang beragam sehingga perlu diwaspadai dan sebaiknya digunakan jika terdesak.
4. Mengganggu Pengelolaan Keuangan
Jika terbiasa memakai layanan Pay Later maka tanpa sadar memiliki kewajiban mengembalikan pinjaman dalam jumlah lumayan. Hal ini tanpa disadari akan mengganggu pengelolaan keuangan. Sehingga rencana keuangan menjadi gagal dan meningkatkan resiko mengalami kesulitan finansial.
5. Resiko Cyber Crime
Resiko lainnya adalah bisa menjadi korban cyber crime atau kejahatan berbasis teknologi digital. Misalnya data pribadi diretas, atau dicuri kemudian disalahgunakan. Oleh sebab itu, selalu gunakan layanan Pay Later yang dimiliki dan dikelola oleh perusahaan yang jelas.
Resiko dari layanan Pay Later tersebut tentu perlu dijadikan bahan perhatian, agar memakainya dengan bijak. Jadi, pastikan produk yang dibeli dengan layanan Pay Later memang dibutuhkan. Sekaligus memastikan bahwa nominalnya masih bisa dihandle oleh kondisi keuangan.