UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) memiliki peran penting yaitu sebagai penopang perekonomian dalam negeri. Meskipun skalanya masih kecil, jenis usaha ini justru mampu menggerakkan produktivitas para pekerja yang berasal dari masyarakat kalangan bawah. Maka wajar jika UMKM memiliki kontribusi besar pada pengurangan tingkat pengangguran di Indonesia.
UMKM butuh reseller
Pemerintah sangat peduli pada kekuatan pondasi UMKM. Salah satunya dengan terus menggelontorkan dana untuk membantu upaya penambahan modal. Adapun program-program pelatihan yang secara khusus diberikan agar sebuah usaha kecil bisa naik kelas.
Namun, tidak semua UMKM mendapatkan kesempatan untuk menikmati layanan dan fasilitas dari pemerintah. Padahal, mereka membutuhkan peningkatan omset agar tidak tergerus pemilik usaha dengan modal besar.
Selain keterbatasan sumber finansial sebagai penggerak bagian produksi, rata-rata UMKM memiliki kesulitan dalam menemukan pangsa pasar.
Pemiliknya yang berperan sebagai produsen, hanya fokus pada proses pengolahan bahan baku menjadi bahan jadi. Strategi promosi dilakukan tidak optimal, cenderung dominan pada lingkup lokal yaitu kerabat, teman dan tetangga. Wajar jika nilai omsetnya pun tidak seberapa.
Maka dari itu, reseller dibutuhkan sebagai kepanjangan tangan para produsen, dalam hal ini UMKM, untuk menjangkau target pasar lebih luas dan besar.
berkaitan dengan hal tersebut, Fahrurozi, Direktur Bina Produktivitas Kemnaker, memberikan penjelasan bagaimana reseller produktif bisa jadi salah satu solusi masalah perekonomian di era new normal dimana tentunya akan membantu mengurangi angka pengangguran dan meningkatkan produktivitas serta pendapatan masyarakat.
Sebenarnya sudah banyak pengusaha UMKM yang melek teknologi dan mampu memanfaatkan ketersediaan fasilitas dunia digital untuk bertahan di masa pandemi. Namun, sebagian yang lain, masih kesulitan memahami cara kerja e-commerce dan sosial media sebagai media promosi atau alat berbisnis.
Situasi ini bisa jadi momentum bagi kalangan terpelajar dan melek teknologi yang saat sekarang justru kesulitan mencari pekerjaan. Jadi, antara UMKM dan reseller dapat tercipta hubungan saling menguntungkan.
Dalam webinar bertema “Reseller Produktif, Cara Jitu di era New Normal” yang diselenggarakan pada Jumat (23 Oktober 2020) oleh Direktorat Bina Produktivitas Kemnaker RI bekerja sama dengan Perkumpulan Bumi Alumni sebagai wadah Komunitas UMKM yang berasal dari Alumni UNPAD, tiga narasumber menjelaskan keuntungan adanya reseller bagi UMKM:
- Tercipta simbiosis mutualisme antara reseller dan UMKM yang pencapaiannya nanti termasuk peningkatan produktivitas dan omset serta pengurangan angka pengangguran.
- Para pengusaha UMKM dapat memfokuskan diri dalam kegiatan produksi dan peningkatan kualitas produknya, sedangkan reseller mengambil peran di bagian marketing dan distribusi.
- Umkm tidak membutuhkan modal untuk membentuk tim reseller khusus, sebab ada banyak orang yang bisa jadi reseller selama mereka masih bisa mendapatkan untung.
- Semakin besar dan luas pasar yang dijangkau reseller, semakin tinggi peluang UMKM untuk meningkatkan omsetnya.
Tetapi, harus diingat bahwa UMKM dan reseller harus saling peka dalam menjaga kerjasama yang baik agar tidak ada pihak yang merasa dirugikan atau dimanfaatkan. Caranya:
- UMKM harus bersedia membagi pengetahuan umum tentang produk agar reseller dapat lebih mudah memasarkannya.
- Kualitas dan kemasan produk harus dibuat sebaik mungkin.
- Berikan harga khusus bagi reseller, tentunya lebih rendah dari harga konsumen, agar reseller bisa mengambil untung.
- Sediakan reward berupa komisi atau promo bagi para reseller yang adil, misal sesuai dengan omset yang dicapai dalam kurun waktu tertentu.
UMKM membutuhkan peningkatan omset, sedangkan orang-orang menjadi reseller untuk memperoleh penghasilan. Jika dipertemukan, tentu keduanya bisa menjalin hubungan simbiosis mutualisme yang kuat dan bersama-sama saling meningkatkan perekonomian.