Kebijakan PSBB atau Pembatasan Sosial Berskala Besar diklaim oleh Gugus Tugas Covid-19 efektif. Sebab bisa menurunkan angka kasus positif, sehingga menekan laju pertambahan kasus. Namun, benarkah demikian? Sebab dari pengamatan beberapa pihak kebijakan bertajuk PSBB ini malah dianggap kurang atau bahkan tidak efektif.
Efektif Jika Masyarakat Disiplin
Trubus Radiansyah selaku pengamat kebijakan publik yang berasal dari Universitas Trisakti menyatakan dukungannya pada rencana pemerintah melonggarkan kebijakan PSBB. Beliau mendukung tindakan pelonggaran tersebut karena dinilai PSBB yang berjalan sejak 10 April 2020 di Jakarta maupun Bandung tidak memberi perubahan sesuai harapan.
Hal ini dapat dilihat dari pertambahan kasus di kedua kota besar tersebut yang terus terjadi, bahkan dari data yang dihimpun dalam sehari pertambahan bisa lebih dari 100 orang. Padahal PSBB sudah diterapkan dan diklaim memberikan efektifitas pada pencegahan penyebaran Covid-19.
Namun, jika pertambahan kasus baru terus terjadi maka kurang tepat rasanya jika kebijakan PSBB ini dikatakan efektif. Seharusnya jika memang bisa disebut efektif maka pertambahan kasus tidak akan terjadi. Atau paling tidak pertambahan kasus tidak sampai menembus angka 50 setiap harinya.
Menurut Trubus sendiri, tidak hanya PSBB yang tidak berjalan efektif dalam mengendalikan laju Covid-19. Bahkan kebijakan lockdown pun dirasa tidak efektif, hal ini berkaca dari berbagai negara yang sudah menerapkannya. Pemerintah berbagai negara yang langsung menerapkan lockdown mengambil resiko mematikan perekonomian masyarakat.
Namun aktualnya, Covid-19 tidak bisa dicegah ataupun dihentikan dengan kebijakan lockdown tersebut. Fakta ini tentunya menjadi materi yang harus dikaji kembali oleh pemerintah, untuk bisa menerapkan kebijakan lain yang dirasa lebih efektif.
Klaim Gugus Tugas Covid-19 Tentang Efektivitas PSBB
Sementara itu di pihak Gugus Tugas Covid-19, justru mengatakan kebalikannya. Dijelaskan bahwa sejak diberlakukannya PSBB angka kasus Covid-19 mengalami penurunan hingga 11 persen. Doni Monardo selaku Ketua Gugus Tugas Covid-19 tetap menghimbau masyarakat untuk mengikuti protokol kesehatan virus corona sekalipun angka kasus sudah mengalami penurunan.
Doni juga menambahkan meskipun PSBB sudah menunjukan efektivitasnya dalam menekan laju Covid-19 namun pihaknya dihimbau untuk tidak lengah. Melihat kebijakan PSBB cukup efektif menekan laju virus mematikan ini dari 50% ke angka 39%, Doni kemudian mengusulkan pada Menteri Kesehatan mengajak berbagai daerah ikut menerapkan PSBB tersebut.
Jika setiap daerah memiliki inisiatif untuk mempersiapkan diri menerapkan PSBB maka laju Covid-19 akan benar-benar turun secara signifikan. Disebutkan pula bahwa dengan bekerja sama antara pemerintah daerah dan pemerintah pusat. Maka perlawanan terhadap Covid-19 akan membuahkan hasil yang memuaskan.
Covid-19 memang membuat banyak negara melakukan lockdown demi pencegahan penyebarannya yang masif. Indonesia sendiri tidak menerapkan kebijakan tersebut namun lebih kepada PSBB, yang dinilai efektif oleh beberapa pihak dan sebaliknya oleh beberapa pihak lainnya. Tentunya apapun kebijakan dari pemerintah masyarakat perlu patuh untuk mendukung usaha memerangi Covid-19 tersebut.