Virus corona seperti musuh tanpa bayangan. Bentuknya yang sangat kecil membuatnya tak mudah terlihat dengan mata telanjang. Siapa saja bisa terkena dan penyebarannya sangat cepat. Maka dari itu salah satu upaya yang dilakukan pemerintah adalah kebijakan social distancing atau menjaga jarak dan stay at home alias di rumah saja.
Apa saja gejala terkena virus corona?
Ada dua kemungkinan saat seseorang terpapar virus corona. Yang pertama, ia akan menunjukkan gejala (simtomatik). Sedang yang kedua, kemungkinan ia positif tanpa gejala sama sekali (asimtomatik).
Menurut WHO, gejala umum yang muncul pada orang yang sudah terjangkit covid-19 di antaranya:
- Demam
- Batuk kering
- Kelelahan
- Kemudian, ada pula gejala khusus yaitu:
- Sesak napas
- Sakit tenggorokan
- Badan sakit dan nyeri
Beberapa orang mengalami diare, mual atau pilek
WHO juga menambahkan, 1 dari 6 orang positif corona akan menderita sakit parah. Mereka memiliki daya tahan tubuh lemah termasuk orang tua dan orang-orang yang telah mengidap masalah kesehatan sebelumnya, seperti:
- Diabetes atau sakit jantung
- Tekanan darah tinggi
- Kondisi pernapasan yang kronis
Sebuah penelitian terbaru bahkan menunjukkan munculnya gejala kehilangan kemampuan indera penciuman. Hal ini dapat terjadi pada pasien asimtomatik atau tidak ada gejala umum lainnya.
Upaya penyembuhannya berdasarkan tingkat gejala
Saat ini vaksin untuk virus corona belum ditemukan. Obat antivirus yang biasa untuk menangani penyakit flu juga tidak dapat berfungsi. Maka dari itu, pemulihan bagi para pasien positif covid-0 sangat bergantung pada kekuatan sistem kekebalan tubuhnya.
WHO menyatakan bahwa mereka yang mengalami kasus ringan dapat sembuh tanpa harus menjalani perawatan khusus. Mereka hanya perlu istirahat dan mengkonsumsi obat penurun demam.
Pada penderita dengan gejala pneumonia atau masalah pernapasan, maka mereka akan memperoleh perawatan intensif di rumah sakit dengan menggunakan ventilator. Alat ini berfungsi meniupkan udara ke paru-paru langsung lewat tenggorokan melalui masker atau tabung.
Kecemasan lebih cepat menyebar dan sebabkan psikosomatik
Informasi mengenai virus corona telah muncul sejak Desember 2019. Awalnya pantauan penyakit hanya tertuju pada daerah asal yaitu Wuhan di China. Tetapi, setelah diketahui bahwa penyebarannya bisa begitu cepat, hampir semua warga di dunia mulai was-was. Andakah salah satunya?
Kekhawatiran terlalu besar pada wabah virus corona ternyata menimbulkan efek sampin yang tidak biasa. Tubuh akan terpicu memunculkan gejala-gejala mirip covid-19 sehingga Anda akan berpikir telah terinfeksi. Misalnya rasa cemas yang cenderung meningkat, nyeri di dada, sesak napas, suhu terasa panas atau demam. Kondisi ini disebut sebagai psikosomatis.
Dalam Psychology Today dijelaskan bahwa psikosomatis merupakan suatu kondisi kesehatan dimana pikiran bawah sadar memunculkan gejala fisik tanpa penyakit. Untuk mengatasinya, seseorang hanya perlu terapi. Untuk sementara waktu hindari pemicunya, termasuk menonton, membaca atau mendengarkan berita mengenai covid-19. Agendakan waktu tertentu untuk mengakses informasi tersebut dan imbangkan dengan bermacam inspirasi yang berkaitan dengannya, misalnya kisah pasien virus corona yang telah berhasil sembuh.